Black Ops Cikal Bakal Gerakan G30S (S = Suharto) Gerakan 30 S / PKI
Pada sebuah dokumentasi yang berjudul FRUS (Foreign
Relations of the United States) Jilid ke-26 yang
diterbitkan pada Juli 2001, sebuah pembahasan mendetail
mengenai hubungan politik Amerika dengan Indonesia,
Malaysia, Singapur dan Filipina pada medio tahun 1964-
1968. Administrasi Lyndon Johnson memberikan perintah
kepada CIA untuk melancarkan operasi rahasia dengan kode
sandi ‘Black Ops’, yang juga dikenal dengan sebutan
‘Operasi Hitam’.
Black Ops adalah Joint Operation
(operasi gabungan) antara Pentagon dan CIA, yang
memiliki tugas paling vital dan strategis dalam hierarki
intelijen di Amerika, dengan misi-misi yang diembankan
antara lain: pembunuhan kepala negara, mengorkestrasi
kudeta, mengatur pemilihan umum, propaganda dan perang
intelijen, semua dengan satu tujuan: yakni untuk
pelestarian kepentingan Amerika dan kroni-kroninya di
dalam maupun luar negeri.
Tugas yang diemban Black Ops kali ini adalah untuk
menggulingkan Soekarno melalui kudeta militer yang
dieksekusi pada 30 September 1965 yang diberi kode
'GESTAPU' (Gerakan September Tiga Puluh). Washington
disebutkan melakukan transfer dana sebesar 1.100.000
dollar Amerika ke beberapa petinggi militer TNI AD untuk
mengkoordinir operasi paramiliter melakukan eksekusi
berdarah, yang belakangan disebut sebagai “pasukan
penjagal” oleh surat kabar International Herald Tribune
(15). Pada 2 Desember 1965, Duta Besar Amerika Serikat
Marshall Green memberikan daftar seluruh anggota aktif
PKI yang dikompilasi oleh CIA kepada koordinator
keamanan darurat militer. Alhasil, 100.000 sampai
1.000.000 orang diperkirakan tewas oleh kudeta berdarah
yang menjelma menjadi propaganda rezim Orde Baru untuk
menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Pada 15 April
1966, sebuah kawat diplomatik Duta Besar Marshall ke
Washington, “keterlibatan kita sangatlah minimal
sebagaimana layaknya operasi Black Ops yang sudah-
sudah.”
Dimulainya Cengkraman Amerika Atas Kekayaan Pertiwi
Agenda pertama yang dilakukan oleh Soeharto sebagai PJS
Presiden Republik Indonesia adalah menerbitkan Undang-
Undang Penanaman Modal Asing (UU PMA) tahun 1967 yang
secara praktis menggelar karpet merah dengan memberikan
kuasa pertambangan kepada Freeport yang akan mengangkut
kandungan emas terbesar di dunia keluar dari Indonesia
menyisakan sedikit saja bagi anak bangsa, perusahaan
minyak Mobil Oil, Exxon dan Chevron (dulu masih bernama
Stanvac dan Vico yang merupakan anak-anak perusahaan
Standard Oil milik Rockefeller) untuk menguasai blok-
blok minyak Cepu, Natuna, Aceh, Papua (secara praktis
seluruh ladang minyak di tanah air), dengan kontrak mati
yang selalu diperbaharui setiap tahun. Agenda politik
dari kedatangan Obama ke tanah air baru-baru ini adalah
untuk menekan administrasi SBY untuk melancarkan re-
negosiasi di Blok minyak Cepu yang sempat alot karena
kehadiran rival RRC, dan oleh beberapa nasionalis tanah
air yang tobat nasuha.